Profil Pemilik Yayasan

Anak Tranmigrasi yang takut pada sang Pencipta (Allah) dan punya cita-cita mendirikan sekolah pengajian agama islam bagi masyarakat yang tidak mampu.

Saya lahir Di kota Dumai Pekan Baru Tgl 31 juli 1967 dan saya diberi nama Syahrizal Fianda dan satu minggu kelahiran, saya di ungsikan ke Kota Medan Sumatera Utara karena Orang tua kerja di Dumai sebagai Mikanik. Orang tua saya laki-laki bernama Syamsuri sudah Almarhum dan orang tua perempuan bernama Kasiany sama sudah Almarhum. dan ketika rizal kecil sudah menjelang masuk sekolah saya di masukan sekolah Dasar (SD) Swasta bernama SD Publik Jl. Ibrahim Umar Medan Kepala Sekolah bernama Pakulik sudah Alm masuk SD tahun 1974 dan selesai thn 1980 dan melanjutkan pendidikan SMP Negeri 11 Sekarang SMP 13 jl. Sampali daerah Wahidin Medan waktu itu kepala sekolahnya bernama Marga Muthe alamatnya jl. Perjuangan kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan dan saya selesai tahun 1983 dan melanjutkan ke SMA Negeri 8 Medan sama di Jl. Sampali Medan bersebelahan dengan SMP 11 sekarang SMP 13 saya tidak sampai tamat di SMA 8 karena kurangnya pengawasan orang tua karena kedua orang tua saya merantau dan mamak saya mengikuti orang tua laki - laki untuk menghidupin kami 8 bersaudara saya dan kakak saya dititipi oleh orang tua saya kepada uak yang bernama waktum beralamat Jl. M.Yacob Gg.Keluarga No. 134 D Medan, karena kehidupan kota Medan yang begitu keras, saya lupa tugas sebagai pelajar seharusnya saya belajar ternyata malah saya ikut - ikutan sama teman - teman untuk mencari uang, lama-lama saya terlena dan sekolah lupa sama sekali dan akhirnya saya tinggal kelas. 

Dan ketika orang tua saya mendengar saya tinggal kelas lalu saya dijemput dari Medan di bawah orang tua saya ke Kota kecil yaitu daerah Tranmigrasi Kuamang Kuning yaitu di Kabupaten Bungo Tebo kini sudah masuk wiyalah Muara Bungo dan saya dibawa berkerja orang tua saya membantu beliau untuk mandiri dan berkerja disebuah Perusahaan yang bernnama Firma Harapan Kita di Daerah Musi Rawas Sumatera Selatan yang bergerak pembukaan lahan HPH,dulu thn 1994 s\d 1996 waktu itu saya ditempatkan dibagian bengkel Mobil logging karena perusahaan bergerak dibidang kayu log untuk iExport keluar Negeri dan sisanya untuk dalam negeri tapi saya tidak berputus asa walau saya hanya diberi gaji hanya Rp. 40 Ribu/bulan waktu itu saya tetap semangat belajar untuk masa depan saya karena kerjaan saya dari jalan lintas masuk kedalam hutan lebih kurang 30 km dari jalan besar dan untuk mencapai kedalam lokasi tidak ada mobil tambang atau angkot kalau di Medan namanya angkot dan saya bisa bertahan karena situasi serta keadaan, dan tahun 1986 saya minta kepada orang tua saya untuk berhenti bekerja dan saya di sekolahkan di Tranmigrasi Kuamang Kuning SPA unit 1 (SPA) Namanya SMA Negeri 1 Kuamang Kuning dan saya lulus pada tahun 1989 tapi karena saya sudah ada pengalaman kerja dibengkel, yaitu saya dulu pulang sekolah buka bengkel tambal ban dan keuntungannya bisa untuk biaya sekolah dan uang jajan. dulu thn 80 an tambal ban satu lobang cuman Rp 500 dan ketika itu saya tamat SMA thn 1986 waktu itu tranmigrasi kuamang kuning daerahnya kurang berhasil apa pun yang ditanam selalu gagal banyak pemuda - pemuda yang pergi meninggalkan daerah itu bersama keluarganya yang datang dari jawa untuk pergi merantau ada yang ke Sumatera dan ke Kalimantan, dan ada juga yang bertahan termasuklah saya setelah tidak ada tanda-tanda masa depan saya, maka saya merantau ke Batam karena disana menjanjikan dan orang tua serta kakak dan adik saya tetap tinggal di Kuamang Kuning Unit 1 SPA sampai sekarang di depan SMP N 1 Kuamang kuning unit 1 buka usaha warung. Namanya Nunung Eliasanti Safruddin M.Ujang Adifran dan Elvie dan dewi Kesuma tinggal di Muara Bungo. 

Dan ketika saya merantau ke Batam pada thn 1992 dan saya tidak tahu daerah Batam dan yang ditujupun tidak ada cuman orang bilang batam sorganya Singapura dan apa yang terjadi saya menjadi pengangguran alias tidak ada kerjaan dan saya pun nginapnya numpang sama orang karena kasihan jadi karena dana saya yang telah menipis saya takut juga menjadi gelandangan maka saya putuskan untuk kembali ke kota Medan dengan menumpang tongkang dan sampailah saya ke Pekan Baru dan melanjutkan ke Medan Melalui darat pakai bus ALS dan dalam perjalanan saya berpikir mau jadi apa saya sesampainya di Kota Medan Kota Besar ke 3 setelah Surabaya. Tapi saya ingat pesan orang tua saya sampai sekarang saya tetap ingat yaitu orang harus jujur dan kerja keras. Sesampainya di kota Medan saya datangi uak saya yang bernama waktum dan bercerita panjang lebar akhirnya saya putuskan untuk bekerja sebagai kernet mobil angkot jurusan Batang Kuis Olimpia dengan penghasilan Rp.5000/hari sampai sore jam 17.00 Wib ,tapi karena kemauan saya yang kuat dan cita cita saya yang tinggi saya setelah bekerja sebagai kernet saya kursus mengetik malamnya di daerah Serdang sekarang namanya Jl. Prof.H.M Yamin dan saya selalu giat karena saya tidak mau masuk jurang yang kedua kali tentang masa depan, saya tetap semangat bekerja untuk mengumpulkan uang dari hasil kernet dan saya tidak lupa menyisihkan uang yang saya dapat dari hasil kernet untuk membeli buku bacaan. Karena buku adalah gudangnya ilmu walau kita tidak dapat bersekolah lagi kita wajib otodidak dalam belajar, dan saya setelah selesai kursus mengetik saya les komputer, ambil paket WS lotus dan program (waktu itu saya sudah lupa ).

Setelah saya selesai les komputer saya putuskan untuk mencari pekerjaan dan saya masuk kantor keluar kantor hasilnya tidak ada lowongan kerja tapi saya merasa berhak mendapatkan pekerjaan karena saya merasa mampu dengan ilmu pengetahuan yang saya milki saya tidak berputus asa setiap hari saya tetap mencari pekerjaan untuk masa depan saya, pada tanggal 10 Oktober 1992 saya mendapatkan pekerjaan di Perusahaan yang bergerak dibidang Property (Organisasi) DPD REI Sumatera Utara yang waktu itu kantornya yaitu berdomisili di Jl Gajah Mada Medan dan Ketuanya Bernama Drs.H. Burhanuddin Napitupulu (Alm) dan Sekretarisnya Elbiner Silitonga.MBA. Ketika saya melamar pekerjaan saya di wawancarai dan kesimpulan wawancara itu saya diterima, dan ketika mengenai gaji saya ditanya, mau berapa gajinya dan saya menjawab saya tidak perlu digaji bapak yang penting diterima dulu, yang mewancarai saya terkejut jawabnya mana ada orang kerja tidak digaji, lucu bukan tapi karena niat saya yang penting bekerja dulu nanti baru memikirkan gaji itulah yang ada dibenak saya, karena kalau sudah masuk bekerja otak kita akan berpikir sendiri jadi keputusannya saya diterima bekerja tapi saya tidak diberi gaji cuman dikasih uang makan sebesar Rp 75.000/bln sebagai bagian administrasi tapi saya tetap semangat untuk mau maju (mulai bekerja 1992) sampai sekarang thn 2012 (sekarang kantornya di Jl. Kapten Muslim No. 111 Komplek Perkantoran Millinium Ruko B-30 Medan ), masih bekerja dan setelah itu semangat belajar saya terus sampai saya bisa kuliah di Universitas Medan Area tahun 1995 saya berpikir biar kita bekerja keras membanting tulang dan pikir terus untuk maju. Saya kuliahnya jam 5 sore s/d 20.00 malam tapi apa yang terjadi setelah saya kuliah rizal kecil dulu sudah bisa pacaran dan merasa gaji yang diterima dulu hanya sebesar Rp 75.000/bln sekarang menerima sebesar Rp 225.000/bln jadi (tahun 1992) merasa sanggup maka saya pacaran dan nama pacar saya Dahlia Bahar Nasution sekarang menjadi Istri. Setelah perjalan kuliah masuk semester 1V (saya kuliah ambil jurusan akuntansi) karena jurusan itu gampang mencari pekerjaan dan sedikit peminatnya karena tingkat kesulitannya. maka saya putuskan mengambil jurusan itu setelah berjalan empat semester saya merasa ada dua pilihan berumah tangga atau meneruskan kuliah, pada keputusan itulah yang membuat saya pusing tujuh keliling terakhir saya putuskan untuk mempersunting Pacar saya untuk menjadi istri karena kalau diteruskan kuliah, saya tidak jadi berumah tangga karena gaji cukup untuk berumah tangga akhirnya saya menikah pada tahun 1996 dan disitulah saya harus memutar otak untuk mencari rumah sewa dan kebutuhan kami sehari - hari jadi saya harus berjualan es ganepo yang dibuat istri tiap malam dan ditarok dikulkas malamnya dan paginya saya antar sekalian mau pergi kerja, dan saya titipi di toko - toko kecil nanti pulang kerja saya ambil, begitulah suka dan dukanya hidup harus ada perjuangan. sukanya kalau jual es yang kita titipin laris kita senang bisa untuk bayar listrik dan air kalau dukanya kalau hari hujan esnya tidak laku dan kadang basi sudah tidak bisa lagi di jual untuk besok terakhir rugi, tapi kita sebagai manusia jangan berputus asa Allah memberikan kita otak dan akal untuk dipergunakan jadi saya dan istri sepakat dibuat esnya banyak tetapi dititipi ke toko harus banyak tokonya jadi kalau tidak laku hanya seberapa saja, begitulah kami lakonkan bertahun tahun sampai pada suatu hari ketika kami mau mencari pelanggan baru di sekolah Dasar (SD) Negeri pemilik kios menawarkan kepada saya agar kiosnya untuk dilanjutkan, karena mereka mau pindah keluar kota. Kami pun tidak menyianyiakan kesempatan emas ini karena dibenak ini hanya satu harus dapat kios ini, pribahasa mengatakan bahwa kesempatan emas hanya datang satu kali dan tidak pernah datang kedua kalinya . Dan akhirnya saya mau menyewa kantin disekolah SD Negeri di jalan ibrahim umar no. 1 Medan dengan sewa sebesar Rp 600.000/tahun Pada waktu itu kepala sekolah minta 2 tahun, pembayaran sebesar Rp. 1.200.000 ini menjadi kendala karena dikasih waktu selama 1 minggu jika lewat kiosnya akan dikasih kepada orang lain, sampai-sampai saya tidak bisa tidur memikirkannya tapi Allah masih kasian melihat umatnya, saya harus pergunakan akal dan fikiran yang Allah berika kepada kita untuk berpikir dan saya menunggu sampai beberapa hari untuk datang kembali menemui kepala sekolah. waktu itu kepala sekolahnya bernama bapak Junet setelah ketemu pas satu minggu dia (kepala sekolah ) minta uang kiosnya tapi saya sudah berusaha kesana - kemari mencari pinjaman tapi tidak dapat, maka saya harus mengambil resiko yaitu tidak dapat kios, maka saya secara diplomatis saya bilang kepadanya saya mau bayar hari ini jika sudah ada perjanjian tertulis yang disepakati bersama, bagaimana saya mau bayar kalau belum ada kekuatan hukumnya, maka beliau berpikir dan menjawab iya juga ya, jadi beliau setuju yang saya utarakan dan saya harus ulur - ulur waktu karena dana belum ada ditangan karena dana sudah ada kalau sudah gajian dari kantor, dua hari kemudian saya menjumpai kembali dengan membawa draf. Sewa menyewa dan beliau membaca satu demi satu lalu beliau setuju setelah hari berlalu sampailah saya gajian bulanan lalu saya ketemu sama kepala sekolah untuk menyerahkan dananya, setelah dibayar minggunya istri saya berjualan. dan setiap hari kami berjualan serta tugas saya membantu istri untuk membuka kantin sekolah, dalam perjalan waktu kamipun sudah bisa membeli tanah untuk tapak rumah dan tapak jualan, Alhamdullilah posisi kerjaan sayapun dinaikan sebagai Administrasi menjadi keuangan, karena tahu kepala perusahaannya saya kuliah malam jurusan akuntansi jadi beliau enggak capek capek membuat lowongan untuk mencari bagian keuangan, jadi saya dipindahkan menjadi bagian keuangan, otomatis gajipun sudah bertambah. Dan saya pun tidak lupa kepada Allah yang telah memberikan kelapangan rezeki dan saya tidak lupa menyisihkan gaji saya untuk hari tua saya dan menginfaqkan sebagia rezeki yang telah Allah berikan kepada kita. dan waktu berjalan terus kami sangat semangat dan anak kami pun bertambah sudah ada 4 (empat ) orang yang bernama :

1. REI SIVA DEVY lahir tahun 1997 sudah duduk di kelas 1 SMK N 6 Medan
2. REIZA lahir tahun 1999 sudah duduk dikelas 1 SMP Negeri 17 Medan
3. REIKA NATASYA FIANDA lahir tahun 2003 duduk dikelas 4 SD
4. REISYAH THALAQAH FIANDA Lahir thn 2007 duduk dikelas TK

Dan kami pun bersyukur kepada Allah SWT sampai saat ini kami diberikan kesehatan dan kelapangan rezeki kamipun sudah dapat membangun rumah dengan proses pengumpulan dari tabungan sedikit - sedikit dan sudah bisa membuka toko sendiri di sebelah rumah ( Jadi Kami tidak berjualan di kantin lagi, jadi kami sudah berjualan dirumah dan saya sebagai pegawai di bagian keuangan, lama-lama berpikir juga dalam benak saya dan hati kecil saya kalau tidak berani bertindak atau berbuat sesuatu untuk diri kita sendiri yang mana mungkin kita bisa maju, dan demi kebaikan kita mangapa tidak, dan Allah berfirman Aku tidak akan merobah nasib seseorang kaum jika kaum itu tidak merobahnya, maka dengan adanya firman Allah itu maka saya tidak ragu-ragu lagi karena itu Firman Allah, selama ini rasa ketakutan itu menghantui terus, akhirnya saya membuka suatu badan hukum yaitu Perusahaan yang bergerak dibidang Perumahan dan Realestat yang saya berinama PT. THALAQAH PEMBANGUNAN ABADI tepatnya pada bulan Nopember 2006 dan nama perusahaan ini diberi nama sesuai dengan anak saya yang ke 4 REISYAH THALAQAH FIANDA yang artinya mengalir seperti air walau kecil tapi tetap mengalir. 

Akhirnya saya membuka kantor sendiri dan mengerjakan proyek pertama di Marelan yaitu daerah Medan Utara yang diberi nama Perumahan " Puri Thalaqah Indah " dan Proyek kedua di daerah Deli Serdang yaitu ditembung pasar 7 tembung diberinama Perumahan "Taman Swadaya Indah " dan akan dibangun proyek ke 3 di daerah Tembung berdekatan dengan proyek ke 2 yang akan diberinama Perumahan Taman Teratai Indah itulah perjalanan hidup ini kita tidak pernah tahu sampai kita dipanggil yang kuasa yang penting kita jalani aja dan ada perencanaannya dan jangan melawan kepada Allah karena semua ini milik Allah kita hanya dititipi saja. dan apa yang kita cita - citakan jangan pernah sekali - kali kita memastikan berhasil atau tidak itu semua sudah diatur oleh sang pencipta dan jangan sekali - kali swojon dengan ALLAH, dan saya berkeinginan dalam perjalan hidup Rizal ini saya punya cita - cita akan mendirikan suatu Rumah Buku Pedesaan untuk umum jadi saya mohon doa dari teman - teman semua dan keluarga serta orang - orang yang peduli dengan nasib orang - orang yang tidak mampu. maka saya sudah menyediakan tanah tempat membuat Rumah Buku Pedesaan dan sekarang sudah dalam pembangunan (photo atas ) tetapi kalau kawan - kawan serta saudara - saudara yang bersedia menyisihkan sebagia rezeki yang Allah berikan untuk mengimfaqkan rezekinya kami akan menerimanya dengan tangan terbuka dan Insya Allah pembangunan ini dapat terselesaikan, dan kepada para Donatur atau penyumbang yang ingin menyumbang ke Yayasan Pendidikan Syahrizal Fianda dapat mengirim melalui Rekening a/n :

Syahrizal Fianda
Nomor Rekening : 106-00-0490188-3
Bank : Mandiri cabang Kapten Muslim
Medan
atau dikirim langsung ke Yayasan Pendidikan Syahrizal Fianda :
dengan Alamat:
Jl. Amal Bakti Komplek Keluarga Resident Blok A No, 6 Psr 7 RT IV Dusun X
Telp (061) 77441117 atau 081265254849
Desa Tembung
Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang
Sumatera Utara - Indonesia